Sabtu, 29 November 2008

Asal Mula Harta Karun


"Pada harta orang-orang kaya telah Allah wajibkan makanan kaum fakir miskin. Tiada seorang fakir lapar melainkan karena orang kaya yang menahan hartanya dan Allah akan betanya kepada mereka tentangnya."


Qarun bin Yashar bin Qahit bin Lawi bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim as adalah anak saudara Nabi Musa as. Pada mulanya dia adalah sahabat Musa yang cukup dekan dan arif dalam Ilmu Taurat, kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa as. Namun, dia juga sering munafik kepada Nabi Musa, persis halnya Samiri.

Qarun meskipun berteman dengan Musa, tetapi dia adalah salah seorang sahabat Fir’aun juga; sebagian riwayat menyatakan bahwa dia adalah tangan kanannya Fir’aun.

Ketika perintah zakat turun kepada Musa, Qarun yang mahakaya itu hanya mengeluarkan satu dari seribu kekayaannya saja, apabila yang dia miliki adalah seribu dinar atau seribu dirham, dia hanya mengeluarkan satu dinar atau satu dirham saja. Padahal kadar harta zakat yang ditentukan pada syariat Musa adalah 25% dari harta milik. Apalagi Qarun adalah seorang yang demikian kaya sehingga untuk mengangkat anak kunci peti-peti emasnya saja dibutuhkan sampai empat puluh atau enam puluh orang.

Suatu hari ketika Qarun melihat tumpukan emas dan perak dihadapannya, tiba-tiba rasa kikir dalam benaknya mulai mengganggunya. Dia berkata kepada orang-orang sekitarnya. “Wahai Bani Israil, Musa hanya ingin mengambil harta kalian. Karena itu, kita harus pikirkan bagaimana cara mengatasinya.”

“Engaku adalah pemuka bumi dan pemimpin kami. Segala keputusan berada di tanganmu waha Qarun. Kami sepenuhnya akan patuh dan ikut perintahmu,” sahut Bani Israil.

“Aku akan atur sebuah rencana,” kata Qarun bangga. “Panggilkan si Polan, wanita pelacur itu. Aku akan membayarnya sebesar seribu dinar dengan syarat bahwa dia akan mengaku dirinya dizinahi oleh Musa kelak di hadapan khalayak ramai dan sekarang hamil.”

Pada hari yang telah direncanakan itu, Qarun meminta Musa memberikan nasihat-nasihatnya. Katanya, “Wahai Musa, berilah kami sasihat-nasihatmu yang ringkas padat, dan bermakna.”

Musa berdiri dihadapan khalayak ramai dan mulai menasihati mereka. Antara lain Musa berkata, “Siapa yang mencuri kelak kami akan potong tangannya; siapa yang menuduh seseorang melakukan zina maka kami akan menderanya; dan siapa yang berzina sementara dia adalah laki-laki atau wanita yang muhsin, (yang telah mempunyai pasangan) maka kami akan merajamnya…”

“Walaupun engkau sendiri yang melakukannya?” Tanya Qarun kepada Musa.

“Ya, walaupun aku sendiri yang melakukannya,” jawab Musa.

Qarun tiba-tiba dihadapan public. Dengan suara lantang dia berteriak, “Wahai Musa, orang-orang ini berkata bahwa engkau telah berzina dengan si Polan wanita pelacur itu.”

“Panggil dia ke mari,” pinta Musa.

Wanita itu dibawa kehadapan Musa dengan tubuh yang sudah lunglai. Musa kemudian memintanya bersumpah, kemudian berkata, “Wahai Polan, demi Allah yang telah menciptakanmu, menciptakah laut dan yang menurunkan kitab Taurat. Kumohon agar kau berkata jujur dalam pengakuanmu.”

“Wahai Musa engaku bersih dari tuduhan Qarun dan orang-orangnya,” kata wanita ini yang secara tiba-tiba menghancurkan semua plot Qorun. “Qarun telah menyuapku seribu dinar agar aku menuduhmu melakukan perbuatan terkutuk itu. Demi Allah, aku takut kepada Allah dan Rasul-Nya.”

Mendengar kata-kata wanita itu Musa menjatuhkan diri sujud kepada Allah swt. Sambil menangis. Katanya, “Ya Rabbi, apabila aku adalah Nabi-Mu yang sejati, tolonglah hamba ini.”

Allah kemudian mewahyukan kepada Musa bahwa seluruh dunia dan isinya akan tunduk di bawah penrintahnya. Karena itu, perintahkanlah, segera ia akan patuh.

Musa kemudia berkata kepada khalayak ramai bahwa mereka yang bersama Qarun agar tetap bersamanya; dan mereka yang bersama Musa agar minggir meninggalkan Qarun. Semua yang hadir meninggalkan Qarun kecuali dua orang. Kemudian Musa berkata, “Wahai bumi telanlah mereka.” Maka bumipun menelan mereka hingga ke batas lutut mereka. Musa kemudian berkata lagi, “Wahai bumi telanlah mereka.” Maka bumi menelan mereka hingga ke batas setengah badan. Mereka merintih meminta pertolongan kepada Musa, tetapi Musa berkata lagi kepada bumi dengan kata-kata yang serupa sehingga mereka ditelan oleh perut bumi secara keseluruhan.

Melihat apa yang terjadi di hadapan mata mereka, kaum Nabi Musa, Bani Islrail bergumam bahwa Musa melakukan semua itu semata-mata karena menginginkan harta dan kekayaan Qarun. Ketika Musa mendengar itu, dia bermohon kepada Allah agar semua harta dan kekayaan Qarun ditenggelamkan juga bersamanya.

“Maka kami benamkan Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).” (Q.S. 28;81)



2 komentar:

  1. Betapa degilnya Bani Israil. Walaupun 2 orang itu telah ditelan bumi, mereka masih mengata2 kepada Nabi Musa.

    BalasHapus
  2. Betapa degilnya Bani Israil. Walaupun 2 orang itu telah ditelan bumi, mereka masih mengata2 kepada Nabi Musa.

    BalasHapus