Kamis, 10 April 2014

Sasahidan Syekh Siti Jenar…

I nilah sebuah terjemahan dari salah satu peninggalan Syech Siti Jennar
“Aku angkat saksi di hadapan Dzat-Ku sendiri, sesungguhnya tidak ada Tuhan kecuali Aku, dan Aku angkat saksi sesungguhnya Muhammad itu utusan-Ku, sesungguhnya yg disebut Allah Ingsun diri sendiri (badan-Ku), Rasul itu Rahsa-Ku, Muhammad itu cahaya-Ku, Akulah Dzat yg hidup tidak akan terkena mati, Akulah Dzat yang selalu ingat tidak pernah lupa, Akulah Dzat yg kekal tidak ada perubahan dalam segala keadaan, (bagi-Ku) tidak ada yg samar sesuatupun, Akulah Dzat yang Maha Menguasai, yang Kuasa dan Bijaksana, tidak kekurangan dalam pengertian, sempurna terang benerang, tidak terasa apa-apa, tidak kelihatan apa-apa, hanya Aku yg meliputi sekalian alam dengan kodrat-Ku.”
Pendapat-pendapat lain tentang pemahaman dari pengalaman dan perjalanannya, anda bisa lacak di dalam berbagai karya klasik atau buku lama...yaitu..:

  1.  Serat Dewaroetji, Tan Khoen Swie, Kediri, 1928
  2. Serat Gatolotjo, Tan Khoen Swie, Kediri, 1931
  3. Serat Kebo Kenanga, Tan Khoen Swie, Kediri
  4.  Serat Soeloek Walisongo, Tan Khoen Swie
  5. Serat Tjebolek, terbitan van Dorp
  6. Serat Tjentini, terbitan Bat. Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, 4 Jl, Batavia, 1912-1915
  7. Kitab Wedha Mantra, bunga rampai ajaran para wali yang dihimpun oleh Sang Indrajit, diterbitkan oleh Sadu Budi Solo. PAda tahun 1979 sudah mengalami cetak ulang yg ke-12
  8. Suluk Walisanga, karya R. Tanojo yg di dalamnya memuat dialog-dialog antara Syekh Siti Jenar dengan Anggota Dewan Walisanga, gubahan dari karya Sunan Giri II.
  9. Wejangan Walisanga, dihimpun oleh Wiryapanitra, diterbitkan oleh TB. Sadu Budi Solo, sekitar tahun 1969
Banyak pihak yang konroversi bahkan menyesatkannya terhadap pendapat-pendapat Beliau terutama di kalangan ahli Syariah, juga sebagian dari kalangan ahli Tarekat. Padahal terkadang metoda-metodanya banyak juga yang memakainya walau tidak disadari.....


0 komentar:

Posting Komentar