Jumat, 20 Agustus 2010

Pendakian Menuju Allah SWT

Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan . (QS. 90:10)
Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. (QS. 90:11)
Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (QS. 90:12)

Semua orang menyadari bahwa hidup di dunia adalah ibarat perjalanan yang panjang menuju Allah. Karena Allah-lah akhir dari tujuan hidup kita. Dan untuk itu Allah telah memberikan kita jalan, melalui Cahaya-cahaya-Nya. Diantara Cahaya-Nya adalah Al-Quran -dialah An-Nur-, Rasulullah SAW- dialah Sirajan-munira (pelita yang menerangi)-, Ahlul bait Nabi- yang laksana bintang, para Sahabat, Para Ulama, Para Syuhada, para Shalihin. Dan juga cahaya di dalam diri kita indera, perasaan, akal, dan Hati nurani. Cahaya di atas cahaya...

Sabtu, 14 Agustus 2010

Malik bin Dinar -Rohimahullah-

Kehidupanku dimulai dengan kesia-siaan, mabuk-mabukan, maksiat, berbuat zhalim kepada manusia, memakan hak manusia, memakan riba, dan memukuli manusia. Kulakukan segala kezhaliman, tidak ada satu maksiat melainkan aku telah melakukannya. Sungguh sangat jahat hingga manusia tidak menghargaiku karena kebejatanku.

Malik bin Dinar Rohimahullah menuturkan: Pada suatu hari, aku merindukan pernikahan dan memiliki anak. Maka kemudian aku menikah dan dikaruniai seorang puteri yang kuberi nama Fathimah.

Jumat, 06 Agustus 2010

Mereka yang takut kepada Allah Azza wa-Jalla

Dari Abdullah bin Dinar berkata: Saya pergi bersama Ibnu Umar radliyallahu 'anhu ke Makkah, di tengah perjalanan, kami berhenti sebentar untuk istirahat. Tiba-tiba ada seorang penggembala turun dari bukit menuju ke arah kami. Ibnu Umar bertanya kepadanya ," Apakah kamu penggembala?" "Ya", jawabnya.(Ingin mengetahui kejujuran anak kecil penggembala itu) Ibnu Umar melanjutkan, "Juallah kepada saya seokor kambing saja." Anak kecil itu menjawab, " Saya bukan pemilik kambing-kambing ini, saya hanyalah hamba sahaya." "Katakan saja pada tuanmu, bahwa seekor kambingnya dimakan serigala", kata Ibnu Umar radliyallahu 'anhu. "Lalu dimanakah Allah 'Azza wa-Jalla ?", jawab penggembala mantap. Ibnu Umar berguman, "Ya, benar. Dimanakah Allah 'Azza wa-Jalla ?" Kemudian beliau menangis dan dibelinya hamba sahaya tadi lalu dimerdekakan . Diriwayatkan oleh Thabrany, para perawinya tsiqqah. Siyaru A'laamin Nubala`, Abu Muhammad bin Ahmad bin Utsman adz-Dzahaby (wafat th. 748 H.) II/216